Penisku terus kupacu di dalam vagina Mbak Titis. “Iya Mas. Xnxx bokep “Iya, Bu” jawabku lagi. Celingukan aku mencari sumber suara. Aku agak panik karenanya. Segera kubalik tubuh Mbak Titis kupaksa untuk menungging. Bawaannya cerewet mulu. Dan aku tau banget kalo Ibu Titis tau apa yang barusan aku lakukan. Aku bayangkan ibu Titis dengan rambutnya yang sebahu, bibirnya yang selalu merah. Huh, masih 2 jam lagi. Mbak Titis menahan tubuhnya dengan tangan di tembok. Kamu kok pinter banget sih…”, kata Mbak Titis manja. Lalu kutusuk lagi dengan gerakan cepat. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku diam saja karena tidak tau harus ngomong apa. Baju-bajunya selalu tanpa lengan dan sering memakai rok yang sedikit di atas lutut. Pas nyampe di depanku, Ibu Titis meletakkan sikunya di meja dan meraih majalah yang ada. Sekali dilaporin ke suaminya, habislah aku. Kualihkan pandanganku ke ruang siaran.
