Aku telah melepaskan keperawananku pada seorang pria yang bukan suamiku.Aku malu pada diriku dan pada orang tuaku. Dia mengucapkan kata-kata itu dgn mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung. Bokep aku paling suka payudaramu!” desisnya. Aku menangis tiada henti di bandara seperti orang bodoh. Diriku bukan Tina yang dulu. Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus.. Bahkan Mamaku sudah mengecap aku sebagai wanita nakal. Aku terus menerus memandang wajahnya dan mencari-cari sinar apa yang terpancar di wajahnya. Martin sangat terangsang rupanya. Tina yang selalu membanggakan orang tua. Pokoknya beda banget. Dia dulu mengatakan apa pun yang terjadi akan selalu mencintaiku. Telepon internasional seminggu sekali menjadi pelepas dahaga bila aku rindu suaranya. Martin tampak terangsang melihat tindakanku. Gara-gara Bandar gede dari Jakarta datang, semua jadi kebanyakan ineks.Badanku terus bergetar tiada henti, dan rahangku bergerak-gerak ke kiri dan kekanan. Aku takut mereka menyebarkan tingkah lakuku sebenarnya. Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus..
