Beliau baru saja terima uang banyak, rupanya ada orang yang habis mborong. Merinding bulu kuduk saya membayangkan apa maksudnya itu.“Kalau kamu mau, Denok, aku lunasi tagihan kontrakanmu yang dua bulan itu sekalian mbayar untuk bulan depan,” bisik Juragan lagi.Duh, biyung, saya mesti gimana? Xnxx bokep Denok, kalau kamu mau kupegang, kutambah dua puluh ribu, ya…”Kedua tangan saya dipegang Juragan, lalu pelan-pelan diletakkan di samping badan saya. Mereka minta saya layani mereka sekaligus. Sudah banyak orang di Pasar yang merasakan badan saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain sebagainya. Ayo ikut aku. Juragan terus duduk memperhatikan saya yang kalang kabut pakai baju. Juragan ketawa, lalu beliau cium bibir saya lagi. Sambil mencium, anunya dia masukkan lagi ke memek saya.Saya njerit lagi, tapi mulut saya ketutupan mulutnya. Tangan satunya terus nyibak kain saya, sampai ke dekat pinggang… Duh, biyung, sedang diapakan saya ini? Tapi saya tetap ragu. Air liur Juragan saya telan.“Uaahhh…”
