Nafasku memburu. Xnxx Gumamku dalam hati. “Wadaw teteh, kirain siapa!” Kata Farel, terlihat dia sangat kaget. “Kenapa? Rumahku sangat bebas untuk didatangi siapapun beberapa hari ini. Penasaran, aku keluar menuju dapur yang bedekatan dengan ruang tengah yang biasa dipakai kumpul oleh mreka. Gumamku dalam hati. Terdengar pula nafas Budi ikut menjadi cepat. “Gak papa Bud, kan nanti bisa lagi.” Kataku. Lalu aku duduk disalah 1 bangku yang memang disediakan di atas untuk nongkrong anak-anak.Farel melanjutkan menjemur pakaiannya. Mau makan cukup kedapur yang posisinya dekat dengan kamarku. Aku cuma mesem-mesem digoda sperti itu. Hahaha, dasar cowok, pandangan mata nya hanya bisa melihat lurus kedepan. Katanya dah ada dirumah ini.” Jawaban Farel membuat aku kaget dan senang. Dengan lahapnya dia mencium bibirku dan tangannya meremas-remas payudaraku.Dia lalu memintaku mengikutinya kekamar mandi tamu yang memang dekat dengan dapur.
