“Randy…kartu memorinya kok kosong?”, ujarku setengah berteriak di ponsel. Tapi biarlah, yang terpenting emosiku sudah tercurahkan. Xnxx Kembali au menangis dan kedua tanganku menutupi wajahku. Aku tak mampu berkata-kata lagi selain terus terisak. Namun tak menunggu lama, kembali seorang pria di antara 4 pemuda itu berlutut di hadapanku, bagai pelacur profesional segera kutangkap kemaluannya dan kuarahkan ke mulutku. Lalu kilatan-kilatan cahaya bergantian menerangi kamar itu, ruangan yang asing bukan kamar Randy anakku, ternyata kilatan cahaya itu bersumber dari kamera yang tengah dipegang seorang lelaki lain yang aku segera mengenalinya sebagai pelaku pertama perkosaan atas diriku. “uughh…ku akui tante kliennya Randy yang paling cakep dan body paling bohay…aarghh”, bahkan pelanggan-pelanggan saya gak ada yang secantik tante…ough”, kata Randy diantara nafasnya yang terengah-engah, membuatku tersentak, benarkah Randy menjadi semacam gigolo bagi wanita-wanita kesepian? “ah, masa ibunya Randy semuda dan secantik ini..jangan becanda deh tante manis”, jawabnya masih menyeringai.
