Sekali lagi dia mengangguk. Suminem mengerang: “ss.. Xnxx Kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan, mulutnya mendesis-desis dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Ada yang minta disembuhkan sakitnya (kebanyakan aku suruh mereka ke dokter dulu, kalau nggak sembuh baru kembali. Di depan rumah ternyata ada puluhan orang lain yang sudah berkumpul, para tukang ojek yang mangkal, tetangga, dan orang-orang lain. Mbah harus mencoba cara yang lebih kuat. Tangannya menyisir rambutnya, dan membetulkan bajunya yang awut-awutan. nggak juga. gelii sekali.. Ia berdiri di depanku, tetap dengan sangat hormat. sini biar aku minum.” Aku mendesah penuh nafsu: “ini Nduk, obatnya ada dalam burung Mbah ini. ada apa ini? Nafsuku tambah naik: “wis, wis” kataku menenangkan: “ora susah bingung. Tubuhnya yang tinggi besar dan berkumis melintang (dia memang keturunan warok Ponorogo) tampak sangat menyeramkan.Aku berteriak keheranan: “mas.. wedus! Aku bisa menolongmu, tetapi itu sangat berbahaya.
