Oughh… Jilatannya menimbulkan sensasi yang luar biasa yang membuatku meregang menahan kenikmatan. Bokep Gurih terasa di muluntuku. Ingin sekali aku menelanjangi Ibu Titis dan mengulum puting payudaranya. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti sementara tanganku mengusap lembut betisnya. Matanya justru melihat ke penisku. Yang ada cuma 1 penyiar yang lagi bertugas, ama aku doang. “Oh, rapat lagi ya bu di Jakarta?”, tanyaku asal-asalan. Celingukan aku mencari sumber suara. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di teteknya dengan sangat kuat. Kosong juga. Kalo emang dipecat ya tidur aja di kost. Banyak sekali mani yang kukeluarkan. Matanya sayu menatapku. Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak Titis. Pekerjaannya sangat sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan segala hal yang sifatnya off-air. Dan lebih kaget lagi karena itu adalah tangan Ibu Titis yang sedang berjongkok di samping kursi yang aku duduki. Sementara Mbak Titis meliuk-liuk menerima serangan di vaginanya.
