Aku tersenyum melihat Kang Hendi nampak berusaha keras untuk bertahan, padahal sudah kurasakan tubuhnya mulai mengejang-ngejang. Kami merasakannya bersama-sama.Kami sudah tidak memperdulikan tubuh kami yang sudah basah oleh peluh keringat, bantal berjatuhan ke lantai. Xnxx masukin aja.. Kenapa aku tidak berontak? Entah dari mana keberanianku muncul, mulutku langsung menangkap kontolnya. Sudah kutampar mulut lancangnya itu. Tubuhku sampai berguncang hebat merasakan perang bathin ini. Sekalian menemaniku yang hidup seorang diri.“Kasihan Neng Anna, temenin aja. Kujual semua hartaku, termasuk rumah tinggal, sawah dan ternak-ternak milikku untuk modal nanti di kehidupanku yang baru.Kecuali mobil karena kuanggap akan sangat berguna sebagai alat transportasi untuk menunjang kegiatanku nanti. Aku tersenyum melihatnya seperti itu. Kedua kakiku melingkar di seputar pinggangnya. Seolah ingin merasakan setiap inci kekenyalannya. Lagi-lagi Kang Hendi melenguh. Aku ingin membuatnya KO! Pinggulku berputar liar mengimbangi gerakan jemari di sekitar pangkal pahaku.Pantatku terangkat tinggi-tinggi menyambut desakan benda imajinasiku ke dalam diriku.
