“Lalu punya rencana pesta di mana lagi?”, tanyaku.“Hmm…”, dia coba berpikir sejenak. Nafsuku sudah di pangkal ubun-ubun. Bokep Kecil susunya terlihat hampir rata sebab dia berbaring sehingga “puding kenyal” itu merata. “Iya…”, jawab Minoru sedikit keberatan. Dia buru-buru sekali, setelah berpakaian dia pun meninggalkan tempat ini. Ku ciumi terus sambil meremas-remas susu kecilnya itu. Belum mau aku menggunakannya. Selangkannyapun ku sorot, Minoru malu-malu dan menutupi dengan tangannya.“Woi, lu mau aku potong tangan lu itu?!!”, ancam Zenit agar Minoru membuka tangannya sehingga tubuh indahnya bisa kusorot dengan jelas.Minoru akhirnya menuruti kemauan Zenit, dia masih dipaksa untuk terus menari, sambil menangis iapun terus-terusan dicambuk hingga lagu AKB48 diputar beberapa kali.Aku merasakan gejolak nafsuku, kontolku sudah mengeras memandangi tubuh Minoru yang menari dengan telanjang.Ku letakkan handycam kembali ke meja dan ku arahkan ke arah Minoru. Aku pun menelanjangi diriku sendiri, kontolku sudah mengaceng keras. Kulanjutkan ciuman bibir kami, lalu perlahan ku mulai memainkan bokongku naik
