Entah kenapa, atau mungkin kasihan aja kepada Yuni makanya kutawarkan pakai kondom. “Kita sama-sama Mas, Ouououhh.. Bokep Laki-laki yang dibilangnya tadi ngelihatin terus masih curi-curi pandang ke Yuni. Kuangkat tubuhnya kemudian kugendong berjalan ke arah ranjang. Ia berdiri dan segera melepas pakaiannya sampai ia telanjang bulat. “Mau kemana?” tanyaku. Kami saling meremas, memagut, dan mencium. Keringat kami bagaikan diperas, menitik di sekujur tubuh. Tangannya sudah mengembara ke selangkanganku, meremas, mengurut dan mengocoknya. Dari leherku bibirnya kemudian menyusuri dadaku, dan “.. Kuisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. “Di hotel saja” sahutnya berbisik. Tapi aku sendiri heran juga kok tumben memang aku mau bawa payung. Kusambut saja dia dengan payungku dan kami berpayungan bersama. Akhirnya kami masuk ke dalam warung tenda Soto Betawi. “Boleh, tapi kamu yang traktir”.
