“Aku..? Xnxx Terus…, terus…, aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang *****ik menahan rasa luar biasa itu. Sebelum kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan kemudian makin lama makin cepat.Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap Pak Hr menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. “Sebentar ya…”, katanya lagi sambil masuk ke dalam ruangan. Kini kami berdua telah telanjang bulat. Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan perlahan menghampiriku. “Winda…”, sebuah suara memanggil. Ini terlihat dari gerakan tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi perbuatannya. Sungguh aku tak tahan lagi mengalamai siksaan birahi yang dilancarkan Pak Hr. Kini aku tak peduli lagi bahwa lelaki itu adalah dosen yang aku hormati.
