Mungkin iblis sedang menari-nari di otakku. ton… hhhsshh.. Bokep Sepanjang perjalanan wajahnya pucat dan sesekali memandangiku, seolah minta dikasihani.“Jangan mencoba membuat gerakan macam-macam… atau kamu kulempar ke jalan… mengerti?” ancamku lagi sambil berganti posisi.Aku mengambil alih kemudi. janganh…” balasnya malu-malu, berusaha menggeser kepalaku dari selangkangannya. Sejenak dipandanginya diriku. Ketika kembali ke kamar, dia membisu dan tak mau menjawab pertanyaanku. Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. “Bawa ke Pinang Inn… cepat!” bentakku lagi.Kali ini aku sudah pindah ke jok depan, dan pisau kutempelkan di pinggangnya. Segera kujilati lagi untuk kesekian kalinya. jangann…” rintihnya ketika pisau tadi melukai dada putihnya. Sesekali kupandangi wajahnya di sela nafasku yang ngos-ngosan. Tapi kutahan, karena gengsi kalau dia tahu. sayang sekali, kalau mulai besok kamu sudah menyandang gelar tidak perawan lagi…”“Ah…” dia tercekat.“ton… semua uang tadi boleh kamu ambil..
