Ini bacaan orang besar”. Dia tetap tenang. Bokep “Udah besar ngompol. Kubaca bagian depannya, aku memutuskan untuk tidak tertarik membacanya. Otakku terbakar! Aku
kaget! Bukan, bukan aku yang melakukannya. Kejantananku menekan kemaluannya, tergadang kugosok-gosokkan. Aku melihat judul novel yang dibacanya. Telah memakai kain sarung. Mata Kak Tina mendelik-delik,
nafasnya terengah-engah. Aku baru
ingat, kalau Bu Rochim ada acara di Dinas Pertanian. Pak Rochim dan ibu
sangat baik kepadaku. Suatu siang sepulang sekolah, rumah
tampak sepi. Karena dia tidak
pernah menyinggung hal itu, aku biarkan saja. Kak Tina
tetap tak sadar. Serentak kami berdiri. “Ini? Bu Rochim mencemaskan
keadaannya. Aku tidak diijinkannya
membaca novel-novel stensilan itu. “Mulai sekarang, hati-hati bergaul” Katanya. Tanganku pun bereaksi lebih berani, meremas pahanya yang kiri dan
kanan. Kak Tina menatapku. Kelihatannya dia lega aku tak memergokinya. Astaga, memang basah! Sampai
saat ini masih kuingat. Aku baru
ingat, kalau Bu Rochim ada acara di Dinas Pertanian. Kak Tina selalu membangunkan aku setelah dia memasak air.
