Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Xnxx Debaran di dalam dadaqu semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Saat itu pandangan mataqu jadi nanar dan berkunang-kunang. Tak ada yg istimewa. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aqu sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aqu merasa tak pernah pacaran dgnnya. “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Kedua bola mataqu sampai membeliak lebar. Dan juga anak terakhir. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.“Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.“Aqu.., Apa yg harus kulaqukan?” tanyaqu tak mengerti.“Cium dan peluk aqu..”, bisik Lidya.Aqu berusaha untuk menuruti semua keinginannya.
