Aku lapar banget. Xnxx Sorenya aku ditelepon, katanya sudah beres dan bisa dijemput. Aku berpikir si Kelvin ini kelihatannya punya hati yang baik.Aku masuk ke kamar ganti yang besar dan mencoba lagi baju itu sebelum benar-benar kubeli. Pada hari Senin telepon di meja kantorku berdering, lalu kuangkat. Aku tidak tahu bagaimana tampangnya, tapi pada saat itu aku merasa aku lebih baik darinya. Kapan kita lunch bareng?”
“Waduh, aku sibuk banget minggu ini.”
“Gimana kalau besok. Kamu enggak boleh masuk ke sini!” bisikku tertahan. Tapi cuma satu jam, aku enggak boleh telat.”
Akhirnya aku mengiyakan ajakan Kelvin. “Khristi, nanti kita lanjutkan di rumahku, setelah dinner.” katanya sungguh-sungguh.Kelvin keluar dulu. Pokoknya beres, katanya.Setiba di rumahnya, Kelvin menyuguhkan cognac. Kugunakan jari-jarinya sebagai pengedap suara yang kugigit-gigit sebagai pengganti jeritan yang keluar. Sudah lama sekali aku tidak disentuh laki-laki. Aku merasa tidak nyaman, well, at least tidak di tempat begini.
