Bukannya terkejut, malah sebaliknya dia tertawa mendengar bualanku. Namun aku diam saja, yang penting dia sudah mau aku ajak pergi, tinggal penyelesaiannya saja. Bokep Aku memandang matanya, memandang bibirnya yang basah. “Ketemu di mana?”, tanyanya penasaran. dan lagi.. Percaya atau tidak, mata Eksanti begitu sayu seolah-olah ‘pasrah’ ditambah lagi dengan bibirnya yang seksi dan suka digigit-gigit, kalau Eksanti sedang gemes. Pahanya begitu mulus. Secara tiba-tiba, aku menghentikan kegiatanku, lalu berdiri di samping ranjang. Kulitnya yang putih membuat mataku tak jemu memandang. Akhirnya aku memutuskan untuk to the point aja. Aku jadi berpikiran untuk memaksanya saja melakukan persetubuhan, tetapi hal itu bertentangan dengan hati nuraniku. Tetapi entah mengapa aku lebih suka jika Eksanti yang membuka kaosnya sendiri untukku. “..yes!”. Eksanti meminta maaf sebelumnya, karena kesibukannya hari itu tidak memungkinkan baginya untuk pulang dari kantor lebih awal.
