Aku merasakan bibir mungilnya menyentuh kepala “adikku”. Bokep Sialan. Dia menyerah.Kembali jari tengahku mencari tempat tadi. Tanganku berhenti di situ. Aku sedikit membuka mataku. kental. Kemudian memandang ke arah dia. Benar-benar nikmat.Tapi tetap ada yang kurang. Tangannya sangat perlahan mengelus kakiku dari mulai pangkal paha sampai atas lutut. Agak lama dia membukanya. Tapi aku mendengar dia menghela napas. Kulirik matanya. Tubuhnya menegang. Lenganku kemudian ku tekan sedikit ke belakang, sehingga aku bisa merasakan sesuatu yang begitu empuk. Tapi itu dulu.Hampa kadang terasa. aku merabanya. Memilin putingnya. Mulus tak bercela. Aku sedikit membuka mataku. Biar bisa tidur lelap. Ada secarik kertas kecil di bekas tempat duduk ibu tadi. Atau pura-pura? lebih baik begitu daripada menyiksa “adikku” yang sudah tegang luar biasa.Aku tiba-tiba menghentikan elusanku dan menarik tanganku. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. Matanya terpejam. Penisku tetap tegang luar biasa. Aku menggeser-geserkan kakiku agar
