Aku duduk di kursi itu dan mencondongkan tubuhku ke depan, sehingga wajahku sekarang berhadapan langsung dgn kemaluannya, hanya berjarak sekitar sepuluh sentimeter. Bokep Dia mengerang pelan, matanya tertutup rapat. Erangannya semakin keras (untung saja suara TV di luar sangat keras dgn lagu dangdut, moga-moga erangannya tidak ada yg mendengar). Bau khas kemaluan perempuan menyebar dan tercium hidungku. Wajahnya menunduk Sara ke bawah:
“kenapa?” tanyaku:
“kamu rasa sakit ya Cah Sara? Suaraku penuh ketegasan namun juga bernada kuatir:
“Cah Sara, Cah Sara, kamu dalam bahaya besar. Kecil dan halus, seperti berbisik. aku semakin menggila. aku..aa..” jeritan yg entah apa artinya itu meluncur keluar dari mulut si bahenol, diikuti dgn semprotan cairan dari lobang kemaluannya. nanti lama-lama sakitnya hilang, berganti rasa enak”.Aku harus mengakui, inilah lobang kemaluan ternikmat yg pernah kurasakan. Kulumat bibirnya, dan kusedot ke luar.
