Ibu Titis ga langsung masuk ke rumah tapi mampir dulu ke studio. Xnxx Kepalanya terayun-ayun menambah keseksiannya. Tanpa pikir panjang kuhampiri Mbak Titis dan berlutut di depannya. Aku berusaha sepenuhnya menguasai diriku. Bibirku terus bermain di bibir Mbak Titis beberapa lama. Penisku terus kupacu di dalam vagina Mbak Titis. Akhh… Ibu Titis…
Tiba-tiba di penisku ada benda lain yang menempel. Kuciumi lagi bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Aku tidak berani terlalu dalam. “Ibu cantik”, jawabku pendek. Sejak pertama kali masuk kerja di radio itu, aku udah kepincut dengan Ibu Titis. Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Titis. Ati-ati ya…”, sahuntuku cepat berharap Rani segera pulang. Ingin sekali aku menelanjangi Ibu Titis dan mengulum puting payudaranya. Payudaranya masih tertutup beha putih tapi itu sudah cukup untuk membangkitkan penisku. Mbak Titis pun masih asik dengan penisku di mulutnya.
