“Okh, aah..!” Nyonya Wulandari melipat kedua kakinya di belakang pinggangku. Xnxx Tapi kalau kamu benar-benar mau kerja, kamu bisa kerja dirumahku”, katanya langsung menawarkan. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan uang lembaran dua puluh ribu. Bahkan tiga orang pembantu wanita, menempati satu kamar. Ada empat kamar yang berjajar. Kebetulan aku perlu pembantu laki-laki. Langsung disodorkan padaku. Aku melangkah menghampiri. Dadaku jadi berdebar kencang dan menggemuruh. Padahal semula dia sudah putus asa. Apa lagi aku tahu kalau sudah dua minggu ini suaminya berada di luar negeri. Karena Nyonya Wulandari sedang sibuk dengan suaminya. “Kenapa? Justru kemewahan bisa menghancurkan diri jika tidak mampu mengendalikannya.-,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Dan kalau sudah begitu, menjelang pagi aku baru keluar dari sana dengan tubuh letih. Tidak kalah dengan tubuh gadis-gadis remaja belasan tahun. Seakan dia tidak percaya kalau di kota yang super sibuk dengan orang-orangnya yang selalu mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya, ternyata masih ada juga orang yang dengan
