“perih Ria..?” tanyaku.. Bokep stop dulu katanya.. Ini memang pengalamanku yang paling gila !! hanya rintihan penantian yang menggairahkan.. cu..cuman tiga..” jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. mbok tolong buangin lintahnya.. aku menembakkan spermaku seraya menerima siraman air panas dari vaginanya. Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..“So, gimana Fi ? sambil masih terus menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. nanti Ria bilangin mama lo..” rajuknya dengan manja. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian mas Rafi.. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa.
