Aku tertunduk bisu. “Tolong pijitin Mas Agus, dong!” Tiba-tiba kalimat itu terdengar lagi setelah sekian lama. Bokep Sampai akhirnya mulutku hanya dapat dimasuki bagian kepalanya saja. “Sini dibajuin sama Mas Agus.”
“Lepasin dulu handuknya, Ndra!”Kulepaskan handuk dari tubuhku. Setelah semua pakaiannya tanggal dari tubuhnya kemudian ia mengambil sesuatu di dalam tas ransel yang dibawanya. Tapi dalam hening malam itu, aku terusik oleh sesuatu. Kubuka pintunya dan kuperosotkan celana dengan cepat lalu CD dan, ahh.. Tapi kemudian rabaan-rabaan itu berhenti. Langsung kutarik naik CD dan celanaku cepat lalu beranjak pergi.Aku baru sampai di depan pintu kamarku ketika kurasa tangan itu menahanku dari belakang. aku telah telanjur ‘sakit’..Kuambil kursi itu dari tempatnya semula. Sengaja aku tak tidur sampai lewat tengah malam begini hanya untuk membuktikan sesuatu. “Bentar Bu, lagi mandi.” teriakku dari dalam kamar mandi.Kupercepat mandiku, kubilas seluruh busa-busa sabun yang menempel di badan hingga bersih, kemudian kuambil handuk dan kukeringkan di tubuhku.
