Desah nafas kami terus menderu, detak jantungnya terasa di punggungku. Xnxx “Non juga kepengen kan? Ia juga menatap keindahan pahaku yang terpampang di depannya. Oohh.. Aku kembali ke cubicalku untuk meneruskan pekerjaanku, namun bagaimanapun aku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik lagi karena masih terbayang-bayang kejadian di ruang Pak Hendro tadi, selangkanganku terasa sangat basah. Bapak yang bersihin loh, kan Bapak yang ngajakin kesini!” kataku
“Iyah…iyah…nanti saya yang bersihin kok! Sikap mereka sedikit melegakanku, karena kekhawatiranku kalau mereka tahu aku mengintip sepertinya tidak terjadi. Ia seorang Chinese, sama sepertiku, duda 42 tahun yang tidak terlalu ganteng namun menyenangkan. Tak lama ia berkata…
“Puas banget malem ini, Non gimana?“ tanyanya sambil memilin putingku
“Saya juga puas banget Pak, ini rahasia kita aja yah Pak jangan ada yang tau” kataku
“Pasti lah Non, bisa gawat kita kalau ketahuan kan” katanya yakin, “kalau kita main sekali lagi masih pengen gak Non?”
“Boleh… siapa takut”, aku tersenyum nakal, kuakui nafsu seksku memang