Mereka aku ajak masuk ke rumah. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah kebelet mau muncratkan spermanya, aku buru-buru lepaskan kontol Idang dari mulutku. Bokep Dan tiba-tiba aku merasa berlaku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal. Aku benar-benar jadi lupa segala-galanya. Idang menjemput satu tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.“Apanya yang jauh?, aku tahu maksud pertanyaan Donny.“Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.“Gombal, ah. Mati aku, demikian pikirku. N’tar deh kalau aku pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.Aku tersedak dan terbatuk-batuk. Aku sambut gembira atas kebaikan hatinya, aku memang jarang keluar rumah dan aku menjawab terima kasih untuk oleh-olehnya. Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Kemudian dia tusukkannya kontolnya yang lumayan gede itu ke memekku.Aku menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan




















