To sakiit.. Xnxx akhh..” aku menjerit hebat ketika aku merasakan sesuatu akan meledak di dalam mulutnya. “Kok ditelan?”
“Iya, itu artinya saya sayang kamu.”Kemudian dia menciumi leherku dan aku meraba bagian depan celananya. Aku tahu apa yang dia inginkan, karena kami pernah melakukannya. Di dalam bis yang kebetulan sepi, dia memegang tanganku dan meremas senjataku. Ndii.. Dia tersenyum. Akhirnya aku menunggu dia selama 2 jam.Saat dia pulang, dia terus melihatku dan memberi tanda untuk mengikutinya. Aku tersenyum kepadanya karena aku pikir untuk menghormatinya. Mungkin karena dia tahu bahwa aku keponakan temannya atau ada hal lain yang aku tidak ketahui. Lalu aku duduk di dekat pos satpam sambil menunggu temanku yang akan pulang bersama. Kami melakukan hubungan sex lagi untuk kedua kalinya di kamar mandi di bawah guyuran air hangat dari shower.Pukul 20:00, kami pulang dan dia mengantarku sampai ke depan Atrium Senen.