Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali-kali. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi. Xnxx ”Eemmppff..”, erangnya. Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya, sedang jempol kananku kutekan-tekankan di lubang kencingnya. “Sudah selesai Pak“, kata Tina. ”Dddaa
lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Tina. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur. Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Tiba-tiba ”Ahh..ada kecoak..Hush..hush..Aduhh..gimana nih”, terdengar keributan di sana. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. ”Dddaa
lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Tina. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Vagina dalamnya makin hangat dan basah. ”Biasa kok Tin..pingin ya..”, godaku. “Heh..ya iya”, kujawab dengan nyengir. Yaa..gitu..oohh..hhmm”. Tina hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan ”nngg..emmppfftt..nnngggg”, begitu berulang. Kukecup-kecup pundak dan leher belakangnya. Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah dan Tina lalu mengunci pagar. Malah aku yang takut kamu laporin”. Aku hanya bisa membalasnya
