Hanya insting, tapi kuat sekali. Xnxx aawww..” eranganya terdengar seperti tangisan kecil bagiku. Aku sangat marah. Nafasnya masih tersengal-sengal.Setelah kukulum bibirnya beberapa saat aku berdiri di atasnya. “Maaf Aya..” sahutku pelan sambil memegang pundaknya. Setelah sekitar 5 detik mulai kukulum bibir bawahnya. Kustater mobilku dan melaju ke luar perumahan menuju jalan raya. hangat sekali. Hmm, kemaluanku semakin mengeras. aku pulang dulu ya?” kataku sambil berjalan ke arah pintu.“Ben..” panggilnya lirih. Kupermainkan karpet. Sudah jam 3:15, dan aku tidak memergoki mobil rival sialanku di jalan. “Aaawww.. eh Lia belum pulang tuh,” sergahnya gugup. Hmm yup.. Tak lama bibirnya mulai terbuka. Tak ada perasaan bersalah.“Aya.. Tiba-tiba aku merasa kalau aku hampir orgasme. shh..” jeritnya. “Hm?” lidahku beku, amarah merayapiku. Aya terpejam. tidak enak di liat securiti perumahan,” katanya. Begitu aku melihat liang kewanitaannya, nafsuku naik berlipat-lipat. Uuh!Tiba-tiba.. Aya terkesiap. pusing. uhh.. Ah harum sekali rambutnya. Lalu cepat-cepat dikenakannya sambil menunduk.
