Gak enak.”
“Beres Mbak. Rasanya lama sekali menunggu hari Senin tiba. Bokep Tampan sekali cowok bernama Reno itu. Lalu memelukku dengan hangat dan meraihku ke atas tempat tidur. Membersihkan tubuhku sebersih-bersihnya. Dengan mantap batang kemaluannya menggenjot liang kewanitaanku lagi. Izinkan jangan?” tanya Toni sambil menghentikan gerakannya sejenak. Lalu tanganku menyelinap ke balik celana dalamnya. Dan aku tak berhasil menggenggam sepenuhnya, saking besarnya batang kemaluan anak muda itu. “Terserah kamu aja lah,” sahutku dingin. Mbak mau pake apa ke sananya?”
“Ya pake taksi aja.”
“Sip deh! “Ih, aku jadi ngaceng, Mbak….” katanya malu-malu. Mungkinkah ada sebesar itu? Tak lama kemudian aku sudah berada di dalam taksi yang sedang menuju alamat rumah teman Toni yang bernama Reno itu.Rumah yang kutuju itu beberapa kilometer di luar kota. Tentu sangat beda dengan suamiku yang sudah 30 tahun. Celana jeans dan BH kugantungkan di kamar mandi. Tanganku masing-masing memegang buah zakar milik Toni dan Reno, ohhh..
