Samar-samar kuamati ada sekumpulan rambut di sana. Malu.Namun pengalamanku hari itu dengan Kak Tina membuat aku tambah penasaran mengenai seks. Xnxx Lama kupandangi selangkangan Kak Tina sampai dia mengubah posisinya. Ternyata dia pernah bersekolah sampai tamat SMP. “Capek, Kamu makin lama tambah berat. Mengeluarkan sapi dan menambatkannya di kebun belakang rumah, lalu kemudian mengisi bak mandi. Aku baru ingat, kalau Bu Rochim ada acara di Dinas Pertanian. Tekanan dada Kak Tina, beradu dengan tekanan punggungku. Dapat kulihat bulu-bulu yang tumbuh lebat di sana. Tanda kamu sudah dewasa”. Jadi aku bisa bebas menyentuh dada dan kewanitaannya. Kubolak-balik halamannya, ada bagian yang ditandai. Aku tak percaya. Dia tetap tenang. “Iya Kak”. Kak Tina pasti sedang merapikan dirinya. Sepatu-sepatu terjatuh menimbulkan suara berisik. Aku bersemu merah. Aku coba mengusapnya, seiring dengan usapannya di pahaku. Bukan, bukan aku yang melakukannya.
