Dengan segenap kekuatanku, aku sanggup memutar tubuh rampingnya dengan cepat. Xnxx Jelas sekali, tubuhnya yang menggairahkan itu tidak memakai sepotong pakaian dalam pun. Besar dan tegang sekali kejantananku. Aku mempercepat hujaman-hujaman kejantananku, tidak mempedulikan Santi yang sebenarnya belum lagi selesai dengan klimaks terakhirnya. Santi berteriak-teriak kecil, tak tahan menerima kenikmatan yang bertubi-tubi itu. Ia merebahkan kembali tubuhnya ketika aku tidak lagi hanya menjilat, tetapi juga mengulum-ngulum “Si Merah Kecil” yang dipenuhi saos tomat, menyedot-nyedotnya seperti hendak membuatnya licin bersih. “Occhh.., acchh.., ngg..,” cuma itu yang bisa keluar dari mulut Santi. Aku mengambil sosis sebesar ibu jari itu, dan sebelum Santi tahu apa yang terjadi, sosis itu telah melesak ke dalam kewanitaannya. Sedap sekali rasanya memakan sayur segar di atas tubuh wanita yang menggairahkan ini. Santi sangat menyukai milikku yang satu itu, sangat kenyal dan kuat, mampu bertahan dalam percumbuan yang panjang menggairahkan.
