Itu terjadi pada suatu malam minggu di rumah. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Bokep Saya tidak pernah diskriminasi, apakah pembeli saya itu seorang pejabat atau konglomerat. More money more service, no money no service.Biasanya para langganan yang sudah ngefans betul pada saya masih memberi tips. Tiap hari Selasa dan Kamis, dia akan sarapan kedua. Dia saya panggil, saya minta dia memijati badan saya. Lalu dia bertanya siapa bapaknya. Resminya anak itu adalah anak Pak Hendrik (nama samaran). Saya seorang pelacur profesional. Orangnya sopan (asli dari Klaten, Jawa Tengah) dan disiplin, dia juga sangat loyal pada saya (saya sudah sering mengetes kesetiaannya tersebut).Mulyono sudah saya anggap adik sendiri. Saya bukan pelacur kelas Kramat Tunggak apalagi Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya. “Ya entahlah”, jawab saya. Saya seorang pelacur profesional. Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, dan penampilannya seperti militer.
