“Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku. “Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Bokep “Ah…wanita gampang sekali untuk menangis,” batinku. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Aku benar-benar merasa menjadi suami terzalim!“Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?”Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.”Sedang aku? Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar. “Aduh, Mi… Abi kan sibuk sekali hari ini.
