Terjanganku semakin lambat, memberikan keleluasaan bagi Santi untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya. Bokep Dan sampai film habis, Santi sudah pasrah berada di pelukanku, namun aku masih bersabar meskipun senjataku sudah membengkak dan mengeras. Gerakanku semakin cepat dan tidak beraturann. Santi terpejam menikmati kecupanku dan bibir sensualnya terbuka, mengundangku untuk melumatnya. Tapi entahlah, keinginanku untuk merasakan nikmatnya bermain seks dengan wanita lain tidak pernah pudar. Aku mengusap rambutnya yanglebat, perlahan kukecup keningnya, dan terus matanya. Terus. “Kenapa Sayang..? Apa lagi tonjolan buah dadanya sering membuat aku tidak berkonsentrasi untuk bekerja. Kumasukkan satu jariku ke dalam kemaluan Santi, sementara lidahku terus menjilati klitorisnya. “Tekan Kak..!”
Aku segera memajukan pinggulku sedikit, “Blessshh..!”
“Achhh..” Santi menjerit saat kepala senjataku terbenam. Senjataku langsung mengeras dan membesar.Dengan penuh perasaan, kuciumi seluruh wajahnya yang manis. Aku lirik Santi untuk melihat ekspresi wajahnya, biasa saja malah sedikit senyum.