Hati-hati sekali aku tiarap di atasnya. Bokep Aku
terus membacanya, jakunku yang mulai tumbuh bergerak-gerak menelan
ludah. aah, aku semakin deg-degkan. Mataku kupejamkan, berpura-pura seperti orang tidur. Celana
seragamku aku rendam di kamar mandi. Kami
terus membaca. Kejantananku menekan kemaluannya, tergadang kugosok-gosokkan. Masih boleh kok. Aku melihat judul novel yang dibacanya. “Siapa itu?”, Tak lama kemudian terdengar suaranya. Lama kupandangi selangkangan
Kak Tina sampai dia mengubah posisinya. Aku mengharapkan segalanya akan terulang kembali. Aku bersemu merah. Bau tubuh Kak Tina memang aneh, agak-agak sangit. Baju kaos itupun tersingkap bagian
atasnya, menampakkan dadanya yang kemarin malam aku sentuh. “Barusan ya?”. “Atau…”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”. Aku saat itu berusia hampir 16 tahun. Dia tidak melarang. Kak
Tina tampak kepanasan. Dia tidak melarang. “Kak, Saya bisa pinjam nggak?”. Kejantananku yang semakin matang
terasa mengeras, apalagi karena aku memang ingin pipis.
