“Ratih, ratih, ratih”, panggilku. Xnxx Wah dia rajin cukur bulu bawah sana ternyata. Sedapnya. Aku lemas. “Iya”, katanya. Aku mulai horni nih. “Boleh masuk?”, tanyaku. Dan apa ini karena ia tak pernah dipake? Aku bisa lihat tetek mbak Ratih naik turun dengan goyangan perlahan pun, woohhh, impianku selama ini akhirnya terkabul juga. “Bukan begitu Denook, yang rileks, santai gitu lho”, kataku. Ia masih menatapku dengan pandangan kosongnya. Aku bingung juga nih. “Mbak boleh mengocok pake mulut kalau mau”, kataku. Ayah dan ibu sudah tidur, cuma diriku saja yang ada di ruang tamu nonton tv. Mbak Ratih hanya naik turun nafasnya, mendesah. Oww…sial, aku keluar. SLEBB…awww…adududuh…..enak…gini ya rasanya? Itu toket gedhenya. Aku menoleh kepadanya. Mbak Ratih menjawab, “iya”. Aku bisa mendengar suara tenggorokannya menelan sesuatu. Kurang lebih setelah dua bulan lamanya aku pun sudah bisa menggunakan ilmu hipnotis.
