Berdiri di samping kursi kerja. Bokep Pengin apanya?” Naralita tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Pengin apanya?” Naralita tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Naralita melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu.Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Naralita menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Naralita.Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Naralita selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. “Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. “Na.. Hubungan kami rukun dan saling mencintai.Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota.
